Awal tahun 2011 saya mendapatkan tiket Promo Air Asia Tujuan
Medan Bangkok seharga 600rb PP. Perjalanan saya mulai dari Bangkok, dari Bangkok
saya membeli tiket bus menuju Negara tetangga kamboja tepatnya Wilayah Siem
Riep.
Diperbatasan antara Thailand dan Kamboja (Aryapranthet) saya
bertemu dengan seorang Backpacker dari Jerman bernama Cristoph, dia sudah
berkeliling dunia selama 3 bulan berbekal warisan yang diperoleh dari kakeknya
yang menitipkan uang kepada orang tuanya ketika cristoph baru lahir. Pesan Almarhum
Kakeknya kira kira seperti ini: Nak, ini uang kudepositokan di Bank tolong kau
kasihkan nanti sebagai hadiah ulang tahun cristoph yang ke 18 atau ketika dia
sudah lulus SMA, suruh dia gunakan untuk berkeliling dunia. Kakeknya berpesan bahwa
apa yang akan didapat dalam traveling selama 6 bulan akan jauh lebih banyak
dari pada apa yang dia dapatkan dibangku kuliah selama 4 tahun (sarjana). Itulah yang memotivasi cristoph untuk berkeliling dunia
seorang diri, seperi yang dulu papanya lakukan. Oh… indahnya tradisi itu.
Masih diperbatasan yang sama ketika mengantri di Imigasi
kami berkenalan dengan dua orang wanita backpacker dari Israel bernama Yael dan
Ghaoni. Sama seperti saya mereka pun baru memulai perjalanannya sekitar 3 hari
dan berencana berkeliling Asia selama 6 bulan kedepan. Di Negara mereka selepas
SMA setiap pemuda pemudi diwajibkan untuk memilih menjalani wajib militer atau pelayanan
masyarakat Selama 8 bulan sebelum masuk kuliah ditahun berikutnya dan mereka
diberikan semacam upah dari pemerintah setelah sukses menjalani pekerjaan
tersebut. Dari upah tersebut Ghaoni dan Yael mendapatkan tambahan dari bekerja
sebagai pramuniaga selama sekitar 6 bulan untuk mengumpulkan uang membiayai
perjalanan ini.
Dibutuhkan waktu sekitar 4 jam dari perbatasan Aryapranthet
menuju wilayah siemreap. Kami sampai disiemreap sekitar jam 7 malam. Ghaoni dan
yael memutuskan mengikuti kemana aku dan cristhop akan menginap. Kami menemukan
sebuah Gusethouse seharga U$D8 perhari perkamar, tentu sangat murah karna masing-masing
kamar dapat dihuni oleh 2 orang. Sehingga kami masing-masing hanya perlu membayar
U$D4 per orang.
Sehabis meletakkan barang dikamar kami memutuskan untuk
mencari makan malam di SiemReap Night Market. Ya, malam itu kami duduk disatu
meja dengan sebotol besar Angkor Beer dan segelas Jus Jeruk. Ghaoni, Yael dan
Cristoph memutuskan untuk sharing minum Beer. Saya menjelasakan bahwa saya muslim dan tidak boleh minum Alkohol dan mereka sangat menghargai itu.
Oh indahnya, beberapa abad yang
lalu Nazi Jerman membantai Ribuan Kaum Yahudi tapi hari ini seorang Anak cucu yahudi
dan jerman sudah benar-benar melupakan itu dan menjalin persahabatan dengan
sebotol beer.
Disini perbincangan kami dimulai dengan membahas
daerah-daerah yang sudah kami datangi. Saya memperkenalkan Indonesia kepada
mereka. Dan bertapa terpukaunya Ghani dan Yael akan Indonesia yang saya ceritakan
dan betapa murahnya biaya hidup di Indonesia, mereka langsung membuka
Smarthphonenya dan menunjukkan beberapa gambar-gambar pariwisata Indonesia.
Yael mengatakan betapa inginnya dia mengunjungi Indonesia, tapi apa daya Republik
Indonesia tidak membuka hubungan diplomasi dengna Israel dan sekaligus
mementahkan paspor mereka jika hendak berkunjung ke Indonesia.
Malam itu begitu menyenangkan, dimana kami semua dengan
Background kami yang hanya anak muda rakyat jelata dinegara kami masing-masing berbagi
kisah hidup dan menjadi sahabat. Si Jerman dengan rendah hati dan sangat tertarik
mendengarkan cerita-cerita dari yerusallem tentang pandangan orang yahudi
terhadap peristiwa era nazi dulu, si Israel dengan ramah menuangkan beer ke
gelas si jerman dan sambil bercerita betapa tidak setujunya dia tentang konflik
di Gaza, dan si Indonesia menceritakan betapa ingin tahunya dia terhadap
pandangan orang yahudi terhadap Indonesia yang mayoritas Muslim.
Satu lagi hal yang tersirat dalam perjalanan saya ini dalam
benak saya, mengapa banyak sekali pemuda pemudi Israel yang melakukan traveling
setelah lulus SMA. Mungkin saja jika prediksi saya benar, ini adalah salah satu
cara Negara Israel memperkenalkan diri kepada dunia melalui duta-duti anak
muda-mudi mereka yang bertraveling keliling dunia. Negara mengeluarkan uang
untuk mereka bertraveling dan menjadi pintar karna traveling pasti akan membuka
wawasan mereka terhadap dunia akan ilmu-ilmu yang tidak akan mereka dapat
diperkuliahan.
Oh indahnya…. Semua itu
selesai dimeja ini dengan sebotol beer dan segelas jus jeruk Kamboja.